Sexuality of Muslim Women

This blog is dedicated for muslim women, who want to explore their knowledge and experiences on sexuality in the perspective of religions and social sciences

Gender ketiga dalam perspekif Islam  

Salah satu hal yang sangat menarik bicara tentang gender adalah kehadiran gender ke tiga atau biasa disebut gender lainnya. Mereka adalah waria atau banci atau bakla (masyarakat Filipina), ketoy (masyarakat Thai). Keberadaan mereka di masyarakat kita sangat bisa dikenali karena simbol-simbol yang mereka gunakan. Jika itu laki-laki,maka ekspresi mereka menggunakan simbol-simbol perempuan. Bahkan untuk mendapatkan hasil yang sempurna, mereka juga menggunakan bantuan hormon untuk membuat penampakan mereka benar-benar seperti yang diinginkan. Mengapa mereka tidak bisa diterima oleh masyarakat?

Pertama, mereka dianggap tidak normal, karena memiliki tubuh biologis laki-laki tetapi ekspresi gender perempuan. Dibandingkan dengan mayoritas, jumlah mereka relatif kecil. Sehingga sebagian masyarakat menganggap mereka tidak normal. Ketika mereka dianggap tidak normal, maka masyarakat merasa perlu dikoreksi. Sayangnya sikap-sikap yang muncul justru menyakiti dan mendiskriminasi kelompok ini. 

Kedua, masyarakat beranggapan bahwa Tuhan hanya menciptakan dua jenis gender saja yaitu laki-laki dan perempuan. Padahal kemunculan mereka di dunia tentu saja ada tangan Tuhan yang bermain. Coba kita lihat surat Al-Hujurat ayat 13 yang menyatakan sebagai berikut:

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal

Dalam teks berbahasa Arab kata laki-laki (ad-zakar) dan perempuan (untsa) adalah kata yang spesifik menunjuk pada biologis perempuan dan laki-laki, artinya Tuhan tidak memperdulikan apakah ekspresi gender di publik berbalikan. Kedua, ada manusia yang secara lahir memiliki dua jenis kelamin sekaligus yaitu vagina dan penis. Tentu saja menentukan ini dilihat kapasitas reproduksi dan juga kecenderungan dari seseorang ingin menjadi apa. Bukan berarti gender ketiga tidak disebutkan di ayat di atas lantas kita berpikir bahwa gender ketiga tidak dibenarkan dalam Islam. Kita harus melihat semangat yang ada di ayat ini adalah semangat menerima perbedaan dan bahwa Tuhan hanya menimbang perbedaan yang ada dari sisi ketaqwaan bukan yang lain.

Saya sangat yakin bahwa setiap makluk yang diciptakan Tuhan ke bumi ini tentu memiliki makna agar kita semua bisa saling mengenal dan menghargai satu dengan yang lainnya. Artinya bahwa tidak satupun diantara kita sebagai manusia yang berhak menyakiti atau merendahkan derajatnya gender ketiga ini. Islam mengajarkan agar kita senantiasa melindungi yang lemah. 

Ketiga, gender ketiga dianggap melawan kodrat dan berdosa. Klaim dosa atau tidak, bukanlah menjadi ranah manusia. Dosa dan tidak dosa adalah ranah mutlak keadilan Tuhan. Sehingga manusia tidak berhak untuk menghakimi seseorang karena ekspresi gender yang dipilih tidak sesuai dengan mayoritas. 

Saya sangat yakin bahwa Tuhan menciptakan gender ketiga agar kita semua bisa belajar dan menerima perbedaan. Bahwa yang dijanjikan oleh Surat Al-hujurat 13 adalah ketakwaan kita saja yang akan menentukan apakah kita masuk surga atau tidak. Manusia tidak punya hak untuk menentukan siapa yang masuk surga atau negara. Jadi, sebaiknya kita berfokus saja pada bagaimana kita berlomba-lomba pada kebaikan untuk semuanya, termasuk dengan gender ketiga. ***


[get this widget]

AddThis Social Bookmark Button

0 comments

Post a Comment